Logistik Pemilu Sumba Barat Paling Lambat 5 April Sudah Terpenuhi

Logistik Pemilu Sumba Barat Paling Lambat 5 April Sudah Terpenuhi
Warta Kota/henry lopulalan/henry lopulalan
ALAT BANTU TUNA NETRA - Petugas penitia pemilu menunjukan alat bantu tuna netra yang di pakai untuk pelaksanaan pemilu calon legestatif di Kantor Kelurahan Menteng Atas, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/3/2014). Alat yang di lengkapi dengan huruf braille di siapkan di setiap tempat pemungutan suara (TPS) agar memudahkan tuna netra menyampaikan aspirasinya. (Warta Kota/henry lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan tidak ada kendala penggantian logistik Pemilu 2014 yang rusak akibat pembakaran Kantor KPU Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (28/3/2014) lalu. Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan, logistik pengganti akan tiba di kabupaten tersebut paling lambat Jumat (5/4/2014) mendatang.

"Logistik untuk Kabupaten Sumba Barat Daya, paling lambat 5 April sudah terpenuhi semua," ujar Husni, di sela-sela pertemuan "Introduction to The Indonesian Legislative Election 2014 Forum," di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (1/4/2014).

Dia mengatakan, akibat insiden berlatar konflik pilkada itu, sebagian besar logistik pemilu terbakar. Akibatnya, kata dia, KPU harus mengganti logistik surat suara untuk Pemilu Legislatif 9 April 2014 mendatang.

"Tapi untuk template alat bantu tuna netra tidak rusak. Karena saat kejadian, logistik itu belum tiba di KPU kabupaten," kata Husni.

Pascakejadian, KPU langsung meminta KPU Kabupaten Sumba Barat Daya untuk menginventarisir logistik pemilu yang rusak karena terbakar. Hal ini ditempuh untuk memastikan logistik yang rusak dan yang masih bisa dipakai.

Pada Jumat sore pekan lalu, kantor KPU Sumba Barat Daya dibakar massa. Logistik pemilu, termasuk surat suara DPR, DPD, dan DPRD Propinsi, kabupaten atau kota yang sudah dilipat dan dikemas ikut terbakar. Api tidak cepat menjalar karena logistik dalam kondisi tertumpuk. Meski demikian, aparat keamanan mau pun warga tak berani masuk menyelamatkan barang-barang, termasuk logistik, karena massa menaruh beberapa bom molotov di dalam ruangan. (Deytri Robekka Aritonang)



April 01, 2014 at 04:30PM

Leave a Reply