Punya Uang Rusak Mas Hadi Solusinya
Laporan Wartawan Tribun Bali, Putu Candra
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR – Mungkin bagi sebagian orang, memiliki uang robek atau uang yang sudah tidak berlaku berfikir uang tersebut tak bisa ditukar dan tak punya nilai lagi, mereka cenderung membuang atau menyimpannya. Nah bagi anda yang mempunyai uang robek, rusak atau tak berlaku lagi, Mas hadi solusinya.
Hampir saban hari pria bernama lengkap Abdul Hadi (31) berkeliling pasar, menyusuri pemukiman warga menawarkan jasa penukaran uang rusak atau yang sudah tak berlaku lagi. Melalui alat pengeras suara yang tergantung di belakang punggungnya. Mas Hadi menyusuri gang pasar barang bekas Kereneng menawarkan jasanya.
“Uang rusak..uang rusak..yang punya uang robek tukar ke saya,”ucapnya dengan penampilan tampak nyeleneh, mengenakan plastik transparan berisi uang kertas rusak yang menutupi bagian pinggul kebawah.
Ditemui Tribun Bali, Rabu (16/4) di pasar Kereneng Ia menuturkan, pekerjaan sebagai penukar uang rusak telah dijalaninya sejak lima tahun lalu dan telah menyambangi sejumlah daerah di Indonesia seperti Kalimantan, Flores, Bima dan Bali sejak dua tahun lalu bersama kedua temannya. “Hanya kami bertiga yang punya usaha ini. Setiap hari saya keliling ke pasar-pasar tradisional dan pemukiman warga. Ya sudah keliling seluruh Bali.” Aku pria asal Lombok Barat ini.
Dikatakan pria dua anak ini, sistem tukar uang rusak dilihat dari nominal dan kondisi kerusakannya. Dari tingkat kerusakan tersebut akan ditafsir nilai tukarnya.“Kita lihat dulu kondisi uang, apakah rusak atau rusak parah. Kalau uang 100 ribu rusak sedikit atau sobek nilai tukarnya bisa 80 sampai dengan 90 ribu. Kalau rusak parah harganya bisa setengahnya.”tuturnya.
Tak hanya uang rupiah yang diterima Mas Hadi, uang asing pun bisa ditukar mulai dari yang bagus hingga yang rusak sekalipun. Namun khusus rupiah ia hanya menerima uang keluaran tahun 1992 keatas. “Kalau uang 1992 kebawah kita nggak menerima, soalnya Bank juga nggak mau menerima,”ujarnya.
Dari hasil mengumpulkan uang rusak khususnya rupiah, nantinya akan ditukarkan kembali oleh Mas Hadi ke BanK Indonesia (BI). Dikatakannya, dari hasil penukaran uang rusak ke BI ia bisa mengantongin keuntungan ratusan ribu hinga satu juta dalam sehari.” “Modal awal 500. Penghasilan sehari 300 Ribu, kadang kalau untung bisa sampai dapat jutaan dalam sehari. Alhamdulilah bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak di Lombok.”ucapnya.
Ia mengaku dari pekerjaannya ini paling memberi kemudahan pada orang yang menyimpan uang rusak dan malas menukarkannya ke Bank. Pun membantu BI karena uang tak layak edar atau rusak harus dikembalikan ke BI,”Bank Indonesia bukan membutuhkan uangnya tapi membtuhkan nomor serinya. Jadi serinya yang dipakai kembali,”jelasnya.
Dari pekerjaannya ini, Mas Hadi setiap hari bisa mengumpulkan uang rusak kisaran Rp 1 juta belum termasuk uang asing. Namun pekerjaan ini bukannya tanpa resiko, Mas Hadi menceritakan pernah mendapat uangan palsu pecahan dengan nilai nominal seratus hingga 50 ribu. Pengalalam tersebut Ia pun justru bisa membedakan uang asli dan palsu. Dan dari pekerjaan ini pun ia ikut memberikan penjelasahan kepada orang-orang tentang cir cir uang palsu.
“Resikonya rawan uang palsu, saya pernah dapat uang palsu pecahan 100 ribu sama 50 ribu. Ya kalau dapat uang palsu kita yang rugi.”pungkasnya.
Bu Wayan Darmini (45) pedagang di Pasar Kereneng saat ditemui Tribun Bali mengaku terbantu dengan adanya jasa penukaran uang rusak. uang rusak yang diperoleh dari pembeli ia tukarkan ke Mas
April 17, 2014 at 09:00PM