Polisi Berdalih Barang Bukti Lemah
TRIBUNNEWS.COM,MALANG - Pesatnya pertumbuhan ekonomi di Malang Raya menjadi lirikan investor untuk menanamkan modal.
Pengusaha berlomba-lomba mengais rejeki di Malang Raya. Diantaranya mendirikan mini market.
Maraknya pendirian mini market di Malang Raya menjadi lahan baru bagi penjahat. Dalam rentang waktu 10 bulan, penjahat sudah beraksi di 14 kali. Mayoritas tindak kejahatan di mini market terjadi di Kota Malang.
Kota Malang menjadi titik sentral pelaku kejahatan. Data yang dihimpun Surya(Tribunnews.com Network), ada 139 mini market yang tersebar di Kota Malang. Mini market ini tidak hanya mini market berjaringan, seperti Alfamart dan Indomaret. Mini market milik perorangan pun menjamur.
Selama 2014 ini, ada delapan perampokan atau pencurian di mini market di Kota
Malang.
Mini market di Kecamatan Blimbing dan Kecamatan Lowokwaru paling sering menjadi incaran penjahat. Kecamatan Kedungkandang dan Kecamatan Klojen belum pernah tersentuh penjahat.
Sedangkan enam kejadian lainnya terjadi di Kabupaten Malang. Tiga dari enam kejadian ini terjadi di daerah yang berbatasan dengan Kota Malang, yaitu Kecamatan Singosari, Kecamatan Pakisaji.
Sedangkan tiga kejadian lainnya terjadi di Kecamatan Kepanjen, Pagelaran, dan Kecamatan Lawang.
Tingginya angka kejahatan di mini market ini jarang terungkap. Selama 2014 ini, baru lima tersangka yang tertangkap. Dua orang ditangkap Polsek Kepanjen pada Januari 2014 lalu setelah beraksi di Salsabila, Kepanjen.
Sedangkan tiga orang penjahat lintas daerah ditangkap tim Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Jatim pada Agustus
Selain itu, ada satu orang dihajar massa sebelum diserahkan ke polisi di Kota Pasuruan pada September 2014 lalu. Tapi belum diketahui tersangka tersebut pernah beraksi di Malang Raya atau tidak.
Kasatreskrim Polres Malang Kota, AKP Adam Purbantoro mengungkapkan pelaku biasanya tidak hanya beraksi di satu kota. Dia mencontohkan penjahat yang tertangkap di Polda lalu ternyata juga pernah beraksi di Malang.
Makanya Satreskrim selalu berkomunikasi dengan kepolisian lain untuk mengungkap
kasus ini.
Setiap Polres atau Polsek lain menangkap pelaku, Satreskrim selalu mengkofirmasi untuk memastikan ada atau tidaknya Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Kota Malang.
Menurutnya, kesulitan mengungkap pelaku perampokan atau pencurian di mini market adalah minimnya barang bukti (BB). Biasanya tersangka mengenakan penutup muka, baik masker maupun helm teropong.
“Kalau menemukan orang yang diduga pelaku, tapi kalau tidak ada bukti, kami bisa apa,” kata Adam kepada Surya(Tribunnews.com Network) beberapa waktu lalu.
Adam menambahkan modus komplotan perampokan selalu hampir. Pelaku tidak semuanya masuk ke mini market. Sebagaian ada yang bersiaga di luar mini market untuk memantau situasi dan menjaga motor.
Adam menduga penjahat yang biasa beraksi di Kota Malang berasal dari Malang dan Pasuruan. Dugaan ini melihat arah pelaku melarikan diri. Biasanya pelaku menuju selatan atau utara.
Tapi persamaan modus perampokan membuat Satreskrim kesulitan mengidentifikasi asal pelaku.
“Senjatanya juga hampir sama. Ada yang membawa senjata mirip pistol atau parang,” tambahnya.
Lokasi Perampokan atau Pencurian Mini Market
Kecamatan Jumlah
Lawang 1
Pakisaji 2
Kepanjen 1
Singosari 1
Pagelaran 1
Lowokwaru 3
Blimbing 3
Sukun 2
October 22, 2014 at 07:41AM