Gubernur Dukung Pasar Sementara di Lokasi Kebakaran Pasar Jamaker
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN- Penjabat Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie memberikan dukungan kepada para korban kebakaran Pasar Jamaker, Kecamatan Nunukan yang membuka pasar sementara di sekitar lokasi kebakaran.
Namun untuk penggunaan permanen kawasan itu, tentu akan dibicarakan lebih lanjut mengingat lahan yang digunakan untuk membangun pasar sementara itu masih menjadi aset PT Inhutani Persero.
“Saya mendukung upaya yang dilakukan untuk sementara tempat berjualan itu, yang sudah diprakarsai oleh Pak RT,” ujarnya, Minggu (30/11/2014) di Nunukan.
Sebelum terbakar, kawasan Pasar Jamaker menjadi pusat perekonomian terbesar di ibukota Kabupaten Nunukan.
Ketua RT 03, Kelurahan Nunukan Barat, Suardi M Saleh mengungkapkan, setiap harinya perputaran uang mencapai Rp1 miliar dari aktivitas pengangkutan penumpang speed boat rute Nunukan-Sebuku dan Nunukan-Sebakis, pembongkaran ikan dan sayur-sayuran serta perdagangan tradisional di pasar ikan, pasar sayur, kios pakaian, sembako maupun toko kelontong.
Dua hari setelah kebakaran yang terjadi pada Kamis (20/11/2014) lalu, warga telah memulai aktivitas berjualan di sekitar lokasi kebakaran. Bahkan dermaga sementara telah diaktifkan untuk pengangkutan penumpang dan bongkar muat ikan dan sayuran.
Irianto mengatakan, karena lokasi tempat pembangunan pasar sementara itu merupakan milik PT Inhutani, pihaknya akan mengusulkan kepada Pemerintah pusat untuk pembebasan lahan dimaksud.
“Karena Inhutani adalah BUMN, jadi kita akan berdiskusi dengan Kementerian BUMN dan jajaran Direksi PT Inhutani, apakah lokasi itu masih bisa kita ambil alih dalam bentuk hibah atau dibeli Pemerintah?” ujarnya.
Sejumlah skema disiapkan untuk pembebasan lahan dimaksud. Tentunya harus mempertimbangkan agar pembebasan lahan ini tidak melanggar aturan.
“Karena kita menyelenggarakan Pemerintahan ini akan diaudit, diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Termasuk BUMN itu. Jadi tidak mudah untuk mengambil alih aset BUMN,” Ujarnya.
Dia berharap, tanggap darurat yang saat ini sedang berjalan bisa dilanjutkan dengan langkah-langkah pembangunan kembali pemukiman bagi warga korban kebakaran.
Gubernur mengaku telah meminta Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Utara, Armin Mustafa untuk berkoordinasi dengan Kementerian Sosial.
“Karena Kementerian ini yang bertugas untuk juga membantu korban bencana alam maupun bencana lainnya. Kebakaran ini terjadi tidak hanya di Nunukan, juga di Kaltim banyak terjadi. Kita sudah berpengalaman menanganinya. Mudah-mudahan juga nanti ada bantuan dari Kementerian Sosial,” ujarnya.
Direncanakan pada 2015 mendatang, Pemerintah Kabupaten Nunukan dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara melalui dana sharing, mendirikan bangunan permanen bagi para korban kebakaran.
“Mudah-mudahan di 2015 kita bicarakan yang baik, ada bangunan permanen. Nanti kita juga meminta bantuan pusat, Kementerian Sosial, BNPB. Jadi kita siapkan dulu konsep perencanaan yang bagus. Nanti dengan itu kita menghadap menterinya bersama-sama,” ujarnya.
Perlu penataan ulang di kawasan itu dengan membuat bangunan yang lebih aman dan tertata rapi. Diharapkan pula bangunan itu nantinya tidak menjadi rebutan.
“Betul-betul yang punya hak di situ yang kita berikan. Kan kadang-kadang pengalaman kita karena menumpang, ikut dapat. Kan repot juga? Jadi nanti pendataan betul-betul diverifikasi,” ujarnya.
Pada kunjungannya ke Kabupaten Nunukan, Irianto juga menyerahkan uang tunai senilai Rp200 juta bantuan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, untuk digunakan korban kebakaran melalui Posko Tanggap Darurat Bencana Kebakaran Pasar Jamaker, Liem Hie Djung, yang didirikan Pemerintah Kabupaten Nunukan.
Data sementara Pemerintah Kabupaten Nunukan, sekitar 600 kepala keluarga atau 3.105 jiwa kehilangan 543 bangunan tempat tinggal dan tempat usaha pada kebakaran yang terjadi di kawasan Pasar Jamaker, Kecamatan Nunukan.
November 30, 2014 at 06:14PM