Hair Dryer untuk Sempurnakan Pemalsuan Air Zamzam

Hair Dryer untuk Sempurnakan Pemalsuan Air Zamzam
Tribun Jateng/adi prianggoro/ape/ape
AIR ZAMZAM PALSU - Polisi menunjukkan barang bukti air zamzam yang diduga palsu di Markas Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng, Kamis (16/01/2014). Pabrik air zamzam itu berada di Kecamatan Mijen Kota Semarang dan Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Omzet pabrik selama berproduksi sejak 2011 lalu mencapai Rp 11 miliar. Air itu diambil dari sumur artetis dan sebagian beli dari konter air isi ulang. Distribusi air zam zam palsu itu ke Jakarta, Surabaya, Solo, Semarang, dan Yogyakarta. (Tribun Jateng/adi prianggoro/ ape) 

Tribunnews.com, Jakarta - Tidak hanya hasil pemalsuan produk saja yang diamankan aparat Polres Metro Jakarta Pusat dari para tersangka komplotan pemalsu air zamzam.

Dari seluruh barang bukti yang diamankan polisi, ada empat unit hair dryer yang juga menjadi alat kerja para komplotan tersebut. Untuk apa alat pengering rambut itu digunakan?

"Hair dryer digunakan untuk memanaskan platik segel agar merekat sempurna," ujar terang Kasat Reskrim Polrestro Jakpus, AKBP Tatan Dirsan Atmaja kepada Kompas.com, Selasa (7/4/2015).

Penggunaan segel tersebut khusus untuk kemasan botol ukuran 330 mililiter (ml). Produk yang dibanderol Rp 7 ribu itu, menggunakan tutup botol bersegel ala air mineral dan dilabeli stiker di badan botol bertuliskan zamzam water from Makkah Al Mukarommah.

"Setelah diisi ulang dengan air mineral galon, botol tersebut ditutup mengunakan tutup bersegel. Kemudian, tutupnya dilapisi plastik agar terlihat sebagai segel asli. Padahal, plastik itu dipanaskan pakai hair dryer," papar lulusan Akpol tahun 1996 tersebut.

Selain hair dryer, polisi juga mengamankan empat plastik tutup botol air mineral, empat plastik stiker berbagai macam label, enam stempel tanggal kadaluarsa, satu bak stempel, dua rol plastik dan rol alat press. Kepada polisi, alat-alat tersebut digunakan untuk proses labeling produk yang dilakukan secara manual.

"Pelaku memang mengakui jika mereka mencetak logo hingga melakukan proses labeling tanpa bantuan alat canggih. Termasuk label kirima paket bandara, tanggal kadaluarsa hingga branding produk. Hanya di-print, dipotong, lalu ditempel ke botol atau jeriken," pungkas mantan Kapolsek Gambir tersebut.

Halaman12


April 08, 2015 at 06:08AM

Leave a Reply