Kru Kapal Basarnas Gagal Evakuasi Balon Berbentuk Hati

Kru Kapal Basarnas Gagal Evakuasi Balon Berbentuk Hati
KOMPAS.com/Abba Gabrillin
Kapal milik Badan SAR Nasional saat berusaha mencari pesawat AirAsia QZ8501, Senin (29/12/2014) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Setelah ditemukannya titik koordinat yang diduga terdapat serpihan pesawat pada selasa siang, (30/12/2014), KN 224 Basarnas langsung meluncur ke tempat tersebut.

Menurut kapten kapal Ahmad, titik koordinat ditemukannya serpihan kapal, berdekatan dengan jalur pencarian yang dilalui Kapal Basarnas, hari kemarin.

"Titik koordinat tersebut, berdekatan dengan jalur kita kemarin, hanya saja titik koordinat benda mencurigakan ini lebih ke timur," katanya.

Kurang lebih setengah jam setelah merubah haluan kapal, KN 224 Basarnas menemukan tiga benda mencurigakan selama perjalanan.

Benda pertama yang ditemukan adalah balon berwarna biru berbentuk hati. Balon tersebut terombang-ambing di sisi kiri kapal.

Adanya benda tersebut membuat kapten kapal menghentikan laju kapalnya agar kru Basarnas dapat mengevakuasi benda tersebut. Sayangnya angin kencang dan gelombang tinggi membuat balon tersebut hilang tenggelam dibawa arus.

Satu jam kemudian, kapal Basarnas yang ditumpangi Tribunnews kembali menemukan balon plastik yang bentuknya menyerupai balon pertama yang terapung. Hanya saja kali ini balon tersebut berwarna merah marun dan berada di sisi kiri kapal. Mirip kejadian pertama, balon kedua tersebut juga tidak dapat dievakuasi oleh tim Basarnas.

Menurut kapten kapal, ombak yang cukup tinggi sangat membahayakan apabila kapal berada dalam kondisi diam. "Sangat berbahaya, jadi kita melaju saja" katanya.

Kemudian pada pukul 16.30 WIB bongkahan kayu berbentuk mirip koper tampak mengapung  di sisi kiri kapal menuju Pangkalan Bun, Kalimantan. Tiga orang kru  Basarnas menggunakan tongkat sepanjang dua meter mencoba mengambil benda tersebut.

Hanya saja mesti berupaya keras selama 20 menit, usaha tersebut kembali kandas, setelah bongkahan kayu tersebut hanyut ditelan ombak.

KN 224 Gagal Melego Jangkar

Kapal KN 224 terus meluncur ke koordinat ditemukannya serpihan. Setelah mendengar pembicaraan  radio, KN 224 Basarnas terus melakukan kontak dengan KRI 357 Bung Tomo.

Kru Basarnas Made Oka memprediksi 3 jam menuju titik koordinat yang diduga menjadi  lokasi KRI 357 Bung Tomo dan lokasi serpihan.

"Paling  kira-kira tiga jam menuju lokasi, jarak koordinat tersebut 50 Nm dari posisi kita sekarang," ujar Made.

Hanya saja ketika mencapai titik lokasi kira kira pukul 18.15 WIB, cuaca sangat tidak mendukung dan tidak memungkinkan bagi Kapal Basarnas untuk melego Jangkar.

"Sangat tidak memungkinkan untuk nelego jangkar dengan ukuran kapal seperti ini," ujar Manan salah satu kru kapal Basarnas.

Kapten kapal Basarnas akhirnya memutuskan untuk berlabuh di pelabuhan Kumai, sebelum besok kembali ke lokasi ditemukannya serpihan dan mayat.



December 30, 2014 at 11:41PM

Leave a Reply