JK: Melemahnya Rupiah karena Faktor Eksternal
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga hampir mencapai Rp 13 ribu per dolar AS adalah karena faktor eksternal.
Wakil Presiden Jusuf Kalla atau yang akrab dipanggil JK, mengatakan pemerintah pun belum mengambil langkah antisipatif terhadap hal tersebut.
"Belum perlu (ambil langkah antisipatif). Karena ini langkah dari luar, dan tidak bisa lantas diambil (langkah antisipatif)," kata JK kepada wartawan di Bandara Sentani, Jayapura, Papua, Kamis (26/2/2015).
Ia mengatakan, fenomena tersebut sudah terjadi sejak 6 bulan lalu. JK menyinggung faktor Grexit atau Greek Exit juga sempat berkontribusi pada Januari lalu. Pasalnya spekulasi akan menangnya Partai Syriza di pemilihan umum Yunani pada 25 Januari lalu, membuat nilai tukar Euro terhadap dolar AS menurun, dan berdampak global. Yunani diprediksi akan keluar dari Uni Eropa bila partai tersebut menang.
Ia mengajak masyarakat untuk melihat sisi baik dari kejadian ini, yakni nilai ekspor Indonesia akan terdongkrak, karena nilainya dihitung dengan dolar AS.
"Bagi kita sebenarnya angka-angka seperti itu tidak masalah, karena ekspor kita akan lebih baik, tapi impor kita menurun," ujarnya.
Sebelumnya hal yang sama pernah diungkapkan oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Djalil. Dia mengatakan, perekonomian Amerika Serikat (AS) yang terus membaik, berdampak pada menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap seluruh mata uang.
Namun bila dibandingkan dengan mata uang negara lain, nilai tukar rupiah termasuk yang paling baik bertahan. Ia membandingkan dengan Yen Jepang, yang terdepresiasi hingga 30 persen. Sedangkan rupiah hanya beberapa poin saja.
February 27, 2015 at 02:03AM