TRIBUNNEWS.COM, GOWA - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir menyebut standar penyelenggaraan pendidikan tinggi masih rendah. Hal tersebut terlihat dari kualitas dosen hingga perbandingan program studi dimana perbandingan mahasiswa dengan tenaga pengajar seperti dosen sangat timpang.

Kenyataan tersebut katanya membuat perguruan tinggi menggelar pendidikan yang bermutu rendah.

"Situasi ini telah membuat perguruan tinggi yang tidak bertanggungjawab, sehingga menggelar pendidikan bermutu rendah," ujar Nasir dalam sambutannya di peresmian JK Center of Technology di Kampus II, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Jumat (26/2/2015).

Menurut Nasir pada tahun 2004 ada 71 program studi dari sejumlah kampus berbeda yang dicabut izinnya karena tidak mampu menggelar pendidikan bermutu tunggi. Tahun 2015 ini, katanya direncanakan akan ada 21 program studi yang akan dicabut izinnya.

Ke depannya lanjut Nasir, Indonesia membutuhkan institusi pendidikan yang bermutu tinggi, salah satunya karena lulusan perguruan tinggi dari Indonesia akan bersaing dengan lulusan dari negara-negara lain di Asean, dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Pada kesempatan tersebut Nasir juga mengapresiasi pendirian JK Center of Technology, di Kampus II, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, yang dapat mendukung visi pemerintah mendirikan institusi pendidikan bermutu tinggi.

"Ini perlu kita lakukan untuk membentuk insan karakter yang kreatif, inovasi teknologi," ujarnya.