Dengan Bahasa Inggris Mereka Menaklukkan Australia

Kuasai Bahasa Inggris dan taklukan negara lain. Inilah sekilas profil tiga warga Indonesia yang sukses meniti karir di Australia - tentu saja karena ditunjang penguasaan Bahasa Inggris mereka yang baik.

Tidak berlebihan jika dikatakan Bahasa Inggris adalah kunci kesuksesan sebuah karir. Kini kemampuan Bahasa Inggris sudah menjadi persyaratan utama ketika melamar pekerjaan. Bahkan tak mustahil, kemampuan dalam bahasa tersebut bisa membawa seseorang berkarir di negeri lain.

1.  Ade Ishs

competition

Ade terbang ke Australia pada tahun 2002 untuk melanjutkan pendidikan S2-nya di bidang Informasi dan Teknologi (IT) di RMIT University di Melbourne.  Karena mendapatkan beasiswa, dia pun melanjutkan S3 nya di sekolah yang sama. Dia memulai karirnya di Australia sebagai pengajar kontrak di alumni nya pada tahun 2007. Pada tahun 2008, dia pun diterima menjadi staff di perusahaan manajemen keuangan Armaguard di Melbourne.

Dalam perjalanan karirnya, Ade merasa peran Bahasa Inggris begitu penting.

“Bahasa Inggris semacam lingua franca di bidang saya, IT. Hampir 99 persen materi pemrogaman menggunakan bahasa tersebut,” jelas Ade.

Yang menarik, ketika siang, Ade adalah pegawai kantoran dengan pakaian rapi yang bekerja dari jam 9 pagi sampai 5 sore, tapi malamnya dia adalah pemain piano profesional dengan sejarah manggung yang lumayan.

“Bermain musik adalah passion saya,” kata pria yang  yang saat ini bergabung dalam dua band – Ade Ishs Trio dan The Ishs/Ellen Project.

Bersama bandnya, Ade, yang terkenal dengan nama panggungnya Ade Ishs, sudah mengalami manggung di beberapa tempat bergengsi termasuk di Paris Cat Jazz Club di Melbourne.

Ade sendiri mengakui bahwa Bahasa Inggris juga membantu karir musiknya.

“Ketika manggung, pemain musik terkadang juga harus ngomong di panggung untuk berinteraksi dengan penonton,” jelas pria yang akan merilis album solonya yang berjudul Four Seasons Suite pertengahan Juni nanti.

Ade pun menggunakan Bahasa Inggris ketika berkoordinasi dengan teman-teman bandnya yang berasal dari berbagai negara.

2.  Risti Permani

competition

Risti Permani adalah seorang peneliti yang bekerja di University of Adelaide, Australia Selatan. Dia memulai karirnya di Australia di tahun 2010 dan baru saja dipromosikan. Dia memulai perjalanan karirnya di sana sebagai asisten pengajar ketika dia masih menjadi mahasiswa master.

Selain meneliti, Risti juga mengajar dan membimbing mahasiswanya. Dia merasa peran Bahasa Inggris peran sekali dalam karirnya. Tapi dia juga menambahkan janganlah keterbatasan kita dalam berbahasa menjadi hambatan.

“Kita perlu berani dan nekat sedikit,” ungkapnya.

Meskipun sudah mendapatkan karir mapan di Australia, Risti merasa dirinya masih terus belajar Bahasa Inggris. “Saya biasa berlatih dengan membaca banyak jurnal,” dia berkata.

Risti menambahkan bahwa kemampuan lancar berbahasa Inggris bukan lagi yang utama tapi bagaimana menggunakan bahasa pada konteks yang tepat.

3.  Arianto Patunru



May 30, 2014 at 07:30AM

Leave a Reply