150 Warga Australia Ikut Bertempur di Irak dan Suriah

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan, 150 warga Australia telah atau sedang berada di luar negeri berjuang bersama kaum ekstrimis di Irak dan Suriah.

Ekstrimis Sunni dari kelompok ISIS - yang ingin menciptakan khalifah ekstrimis di Timur Tengah - telah mengamuk di seluruh Irak dalam dua minggu terakhir, dan saat ini mengancam ibukota Baghdad.

Berbicara kepada ABC, Menlu Bishop mengatakan, jumlah warga Australia yang ikut kaum ekstrimis itu 'luar biasa.'

Menlu Bishop telah membatalkan sejumlah paspor atas saran dari badan-badan intelijen.

Warga Australia Caner Temel meninggal pada bulan Januari 2014 saat berperang untuk kelompok Al Qaeda di Suriah (ABC News)

Menurut Menlu Bishop, orang-orang yang berpengalaman berjuang untuk kelompok teroris di Timur Tengah bisa menimbulkan risiko keamanan, jika mereka diizinkan kembali ke Australia.

"Di Suriah tampaknya selama periode waktu, mereka telah pindah dari mendukung kelompok oposisi yang lebih moderat ke yang ekstrim, dan itu termasuk kelompok ekstremis brutal ISIS," ujarnya.

"Kami prihatin bahwa sejumlah warga Australia bekerja dengan mereka, menjadi radikal, mempelajari keahlian teroris dan jika mereka kembali ke Australia tentu saja menimbulkan ancaman," tambah Bishop.

Menlu Julie Bishop mengatakan, Irak di mana sejumlah kota telah jatuh ke pihak militan sejak serangan gencar dari utara dimulai sembilan hari lalu, yakin dapat mempertahanakan terus ibukota Baghdad, di mana situasi disana "tegang tapi stabil."

Ia melukiskan pemerintah Irak, pimpinan Nouri al-Maliki, sebagai "bukan yang baik", tapi dikatakannya itu satu-satunya yang ada, dan menyambut seruan perdana menteri Irak untuk persatuan nasional.

"Masalah antara kelompok Sunni dan Syiah diperburuk oleh sikapnya yang tidak mengikutsertakan mereka dalam pemerintahan. Dia sekarang menyerukan persatuan nasional, itu merupakan sebuah awal," ujar Menlu Bishop. "Kita perlu melihat solusi politik, karena dengan solusi militer bisa menjadi bencana besar."

Australia menyumbangkan $5 juta kepada UNHCR dan World Food Program untuk bantuan kemanusiaan terhadap Irak.

Tetapi Menlu Bishop mengatakan, belum ada permohonan bantuan militer, baik dari Irak atau pun Amerika Serikat.

Irak telah secara resmi meminta Amerika Serikat untuk melancarkan serangan udara terhadap laskar Sunni yang telah menguasai sebagian besar negara itu.



June 19, 2014 at 09:00AM

Leave a Reply