Unggah Dukungan Bagi ISIS di Facebook, Warga Perth Diselidiki Polisi

Pemerintah Federal Australia membenarkan pihaknya tengah menginvestigasi seorang pria asal Perth yang menyatakan dukungan secara terbuka pada kelompok militan ISIS  yang diyakini bertanggung jawab atas pembunuhan massal di Irak.

Menteri Luar Negeri Julie Bishop, Minggu (29/6) menegaskan pihaknya tengah menginvestigasi Junaid Thorne, warga negara Australia yang berdomisili di Perth terkait materi berbau dukungan terhadap  kegiatan terorisme yang diunggahnya di internet.

"Setiap promosi atau dukungan untuk terorisme adalah melawan hukum di negara kita dan [ISIS] adalah sebuah organisasi teroris terlarang." tegas Bishop.

Menurutnya di Australia, mempromosikan atau terlibat dengan organisasi teroris bisa dihukum dengan hukuman berat, termasuk sampai dengan 25 tahun penjara. Sebelumnya pemerintah Australia juga telah menyuarakan keprihatinan tentang pemuda Australia yang tertarik dengan konflik di Suriah dan Irak.

"Kami memperkirakan ada sekitar 150 warga Australia yang telah terlibat langsung dalam mendukung organisasi teroris di Suriah, di Irak atau juga tersisa di sini di Australia," katanya.

"Kami mengambil berbagai langkah untuk mengatasi apa yang kita lihat sebagai kegiatan yang berisiko bagi."

Bantah terkait terorisme

Junaid Thorne, warga Australia yang terlibat dalam grup bernama Millatu Ibrahim Perth, dideportasi dari Arab Saudi tahun lalu setelah memprotes penahanan kakak laki-lakinya karena dianggap terlibat dalam serangan terorisme di Pusat Kajian Islam namun dibebaskan awal tahun lalu.

Tudingan mempromosikan kegiatan terorisme terhadapnya berawal dari sebuah postingan di akun  Facebook yang dikelola oleh Thorne dan murid-muridnya yang memuji kejatuhan Mosul oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

ABC sendiri telah menanyakan kepada Thorne untuk mengkonfiormasi laman akun tersebut.

ISIS telah memicu kekacauan di Irak selama beberapa pekan terakhir setelah pasukannya berusaha merebut pemerintahan di Baghdad.

"Rekan saya yang bertempur bersama pasukan Negara Islam Irak Suriah telah membebaskan kota Al Mawssil, dan berhasil mengambil alih penjara Tasfeeraat dan menyelamatkan  600 tahanan,’ tulis salah satu postingan di akun tersebut.

"Semoga Alloh membalas tindakan heroik dan gagah yang mereka lakukan. Selamat atas kemenangan dan pembebasan umat kita ini,” katanya.

Tidak diketahui pasti apakah sudah ada dakwaan pelanggaran hukum yang dijatuhkan kepada Thorne.

Namun baru-baru ini Thorne menerbitkan pernyataan kalau dirinya tidak terkait dengan kelompok teroris manapun termasuk ISIS.

“Saya tidak menghasut terorisme dan tidak pula menganjurkan orang untuk terlibat dalam kegiatan yang tidak dibenarkan oleh hukum sebagaimana yang dilaporkan," kata pernyataan itu.

"Jika kita ingin menuding kelompok yang mengisi posisi sebagai kelompok teroris, kita dapat mencakup pemerintah seperti Australia dan Amerika yang mempraktekkan terorisme yang dilegalkan dengan menindas,  melakukan pemboman dan membunuh orang-orang Muslim dan warga sipil tak berdosa di luar negeri, dan juga menindas masyarakat pribumi saya di rumahnya sendiri."



June 29, 2014 at 11:00AM

Leave a Reply