Ganjar Minta Warga Jateng Jangan Mudah Tergoda Cari Kerja di Jakarta

Ganjar Minta Warga Jateng Jangan Mudah Tergoda Cari Kerja di Jakarta
TRIBUNNEWS.COM/Bian Harnansa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Politikus asal PDI Perjuangan berkunjung ke Redaksi Tribunnews di Jakarta. Rabu (4/6/2014) malam. (TRIBUNNEWS.COM/Bian Harnansa) 

TRIBUNNEWS.COM.PURWOREJO, — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta warga di provinsi itu jangan mudah tergoda mencari pekerjaan di Jakarta dan sekitarnya. Setiap orang semestinya menyadari bahwa masih banyak lowongan pekerjaan di kampung halaman sendiri. Jika ditekuni, pekerjaan itu bisa memberikan penghasilan yang besar.

”Banyak orang tak pernah menyadari peluang kerja di kampung sendiri karena terlalu terpukau dengan cerita orang tentang kehidupan di Ibu Kota,” ujar Ganjar saat ditemui dalam acara silaturahim dan halalbihalal bersama warga di Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (29/7/2014).

Salah satu peluang kerja yang patut dilirik, menurut dia, adalah menjadi penjahit. Keahlian dari penjahit yang mampu menghasilkan karya bagus masih sangat dibutuhkan. Banyak orang meyakini bahwa sebagian besar penjahit di Jawa Tengah mampu memiliki keahlian itu.

Fenomena warga beramai-ramai pergi mencari pekerjaan di Jakarta kerap terjadi setelah Lebaran. Mereka umumnya tertarik melakukan hal itu karena diajak teman atau kerabat yang sudah lebih dahulu bekerja di wilayah tersebut.

Ganjar mengatakan, pihaknya memang tak bisa memaksa warga Jawa Tengah tetap tinggal di tanah kelahirannya karena mencari pekerjaan di lokasi mana pun adalah hak setiap orang. Kendati demikian, dia meminta setiap warga untuk berhati-hati, berpikir ulang tentang tawaran kerja di Jakarta, terlebih jika tidak memiliki keterampilan atau keahlian khusus.

”Tanpa keahlian, tanpa keterampilan, pada akhirnya cuma akan menambah jumlah pengangguran di Ibu Kota,” ujarnya.

Wakil Bupati Temanggung Irawan Prasetyadi menambahkan, saat tarawih keliling yang berlangsung selama bulan Ramadhan lalu, dirinya sudah menyosialisasikan bahwa dengan adanya alokasi dana desa sebesar Rp 700 juta-Rp 1,4 miliar, seperti ketentuan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, kehidupan masyarakat desa dipastikan akan lebih sejahtera. Dengan kondisi desa yang makin maju dan sejahtera, peluang kerja di desa akan tumbuh makin pesat.

”Turunnya dana untuk desa memang tidak secara otomatis, serta merta, langsung membuat desa menjadi sejahtera. Tunggu saja sekitar dua tahun dan nantinya pasti akan banyak aktivitas yang bisa dilakukan dan banyak warga desa bisa bekerja, mencari penghasilan tanpa pergi jauh dari rumah, sekaligus membantu memakmurkan desanya sendiri,” paparnya.

Sama dengan Ganjar, Irawan berpendapat, dia pun tidak merekomendasikan warga untuk pergi mencari pekerjaan ke Jakarta. Namun, pada akhirnya, pilihan hidup itu diserahkan kepada masing-masing warga.

Kecenderungan warga untuk pergi mencari kerja di Jakarta juga terjadi di berbagai daerah lain. Erik Martin (19), warga Pematang Siantar, Sumatera Utara, mengatakan, dua tahun lalu, dirinya diajak salah seorang tetangganya untuk bekerja sebagai anggota staf administrasi di sebuah sekolah dasar swasta di Jakarta. Setelah menjalani serangkaian proses perekrutan dan masa magang kerja, dia akhirnya diterima sebagai karyawan.

Setelah itu, banyak adik kelasnya di sekolah menengah kejuruan dan tetangga bertanya-tanya tentang informasi lowongan pekerjaan di Jakarta.

”Biasanya, teman-teman banyak menanyakan informasi tentang lowongan pekerjaan ketika bertemu saya saat libur Lebaran,” ujarnya.

Menurut dia, dengan keterampilan yang dimiliki semasa sekolah, teman-teman sekolah menengah kejuruan mencari lowongan bekerja di pabrik atau perusahaan elektronik. Sama seperti dirinya, beberapa rekannya berhasil diterima bekerja setelah diajak dan ditawari pekerjaan oleh salah seorang kenalan yang sudah lebih dahulu menduduki posisi tertentu di sebuah instansi atau perusahaan. (EGI)



July 31, 2014 at 06:31AM

Leave a Reply