Dewan Balikpapan Ngotot Tambah Jumlah Rombel di Sekolah

Dewan Balikpapan Ngotot Tambah Jumlah Rombel di Sekolah
Tribunnews/JEPRIMA
Para siswa dan siswi Charitas dari tingkat KB-TK-SD-SMP-SMA membuat pohon Natal dari buku yang telah dikumpulkan sebagai tanda perayaan syukur 35 tahun atau Lustrum ke-7 dengan tema Caritas Vincit Omnia yang berarti Kasih Mengatasi Segalanya, di Mal Cinere, Jakarta Selatan, Jumat (20/12/2013). Pohon Natal buku ini merupakan bentuk ajakan Gerakan Gemar Membaca agar anak-anak sekolah memiliki hobi membaca. (Tribunnews/Jeprima) 

Laporan: Syaiful Syafar

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN – Kisruh terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2014/2015 masih berlanjut. Para wakil rakyat tetap ngotot untuk menambah kuota rombongan belajar (rombel) di sekolah.

Sedikitnya puluhan Kepala Sekolah dipanggil menghadap ke Kantor Dewan, Rabu (2/7/2014).
 
Dalam pertemuan itu, Ketua DPRD Andi Burhanuddin Solong mempertanyakan kondisi riil di tiap sekolah, serta potensi penambahan rombel.

Hal ini dilakukan untuk menjajaki pembangunan ruang kelas baru di sejumlah sekolah. Pertemuan itu juga dihadiri Sekretaris Daerah Kota Balikpapan Sayid MN Fadly, Asisten II Setkot Sri Sutantinah, Kepala Bappeda Suryanto, dan Kepala Dinas Pendidikan Heri Misnoto.
 
Dari paparan Kepala Sekolah terungkap, ada beberapa sekolah yang masih bisa ditambah ruang kelas baru dan ada pula yang kondisinya sudah tidak memungkinkan.

SMP Negeri 2 misalnya, tercatat memiliki 21 rombel dan hanya bisa ditambah sebanyak 4 rombel. Begitu pula SMPN 10 yang berada di Jl Marsma R Iswahyudi, Gunung Bakaran, memiliki 27 rombel dan masih dibutuhkan 3 rombel baru.

Keterbatasan lahan di SMPN 10 mengakibatkan 60 persen bangunan dibuat bertingkat.
 
Ketua DPRD Andi Burhanuddin Solong mengatakan, pihaknya akan menyesuaikan sekolah mana saja yang perlu ditambah ruang kelas baru. Penambahan ruang kelas juga harus mempertimbangkan animo masyarakat serta kondisi lingkungan di sekolah.
 
“Insya Allah kita akan alokasikan di anggaran perubahan. Mana saja sekolah yang favorit dan digemari masyarakat, dari situ kita prioritaskan. Kita juga harus lihat kondisi lahannya, kalau berpotensi longsor kan bahaya,” ujarnya.
 
ABS—demikian ia akrab disapa—menilai penambahan rombel sebagai solusi untuk mengatasi konflik di kalangan masyarakat. Karena itu, pihaknya akan mendorong program ini sebagai prioritas dalam pembahasan APBD-Perubahan 2014.

Bahkan, ABS siap memangkas anggaran yang lain demi terwujudnya penambahan rombel di sekolah.
 
“Sekarang kita punya 136 SD Negeri, dengan rasio tiap SD terdiri lima rombel. Sedangkan SMP Negeri kita hanya 22, apa itu berbanding lurus? Kalau anak-anak ini semua lulus, mau kemana? Ini saya minta dipikirkan, saya minta nurani yang bicara,” tegasnya. (*)



July 02, 2014 at 06:43PM

Leave a Reply