Bentrok Warga di OKI Dipicu Rebutan Pengamanan Lahan Sawit

Bentrok Warga di OKI Dipicu Rebutan Pengamanan Lahan Sawit
net
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Bentrok antarwarga yang mengakibatkan korban jiwa kembali terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Kali ini terjadi antara sekelompok warga Desa Sungai Ceper dengan warga Desa Gajah Mati, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Akibat insiden yang terjadi Jumat (28/2/2014) ini tiga warga dari kedua kelompok tersebut tewas. Sementara satu warga masih sekarat karena mengalami luka bacok.

Korban tewas akibat bentrok antarwarga Desa Sungai Ceper dengan warga Desa Gajah Mati, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) bertambah menjadi lima orang.

Menurut Camat Sungai Menang (Sei Menang), Bahrul, korban tewas diketahui bernama Ken bin Amir sementara satu korban lainnya belum diketahui identitasnya. Mereka merupakan warga Desa Gajah Mati, Kecamatan Sungai Menang.

"Keduanya tewas akibat luka tembak saat hendak mengevakuasi dua korban sebelumnya, yakni Embun dan Yono," ungkap Bahrul, Jumat (28/2/2014).

Diperkirakan, kata Bahrul, kedua korban tewas tersebut ditembak dengan senjata api rakitan. Karena Desa Sungai Ceper terkenal sebagai tempat pembuatan senjata api rakitan (senpira). Sebelumnya senjata api rakitan tersebut kerap digunakan warga setempat untuk menjaga lahan dan berburu hama babi hutan.

Bentrok antarwarga Desa Sungai Ceper dengan warga Desa Gajah Mati, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang mengakibatkan 3 tewas, ternyata dipicu rebutan pengamanan lahan sawit.

Menurut Deni warga setempat, bentrok kedua kelompok warga tersebut terjadi Jumat (28/2/2014) di Dusun Tangsi, Desa Sungai Ceper, Kecamatan Sungai Menang, karena dipicu oleh rebutan lahan jagoan pada kebun PT Selapan Jaya Permai yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.

"Selama ini lahan perusahaan itu dijaga oleh kedua kelompok tersebut baik kelompok dari Gajah Mati maupun Sungai Ceper, sebagai tenaga keamanan perusahaan untuk menjaga kebun, alat berat dan lain-lain. Belakangan kedua kelompok tersebut mulai bersitegang mengenai lahan jagoan (keamanan)," kata Deni.

Kelompok dari Desa Sungai Ceper merupakan kelompok Novel, sementara kelompok dari Desa Gajah Mati adalah kelompok Nopen dan Embun. Rebutan lahan jagoan itu karena lokasi perusahaan ada di wilayah Desa Sungai Ceper. Sementara warga Gajah Mati yang menjadi keamanan di sana, sehingga kedua kelompok sering bersinggungan. (std)



March 01, 2014 at 07:25AM

Leave a Reply