Warga Singkil Mandi Pakai Air Isi Ulang

Warga Singkil Mandi Pakai Air Isi Ulang
Serambi Indonesia/BEDU SAINI
Sekitar ratusan hektare sawah 11 desa di Kemukiman Kueh, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, mengalami gagal panen diakibatkan musim kemarau dan tidak adanya pengairan irigasi, sehingga lahan sawah retak dan kekeringan, Sabtu (1/2/2014). SERAMBI/BEDU SAINI 

TRIBUNNEWS.COM, SINGKIL - Kemarau panjang yang terjadi di Aceh Singkil mengakibatkan air sumur di kabupaten setempat kering. Karena itu warga setempat harus membeli air isi ulang guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk mandi. Sedangkan harga air ini Rp 5 ribu per galon.

"Meski mahal, terpaksa membeli air per galon. Kalau tidak, mau bagaimana lagi karena sumur sudah kering. Kami sudah berhemat memakai air, tetapi yang susah saat mencuci pakaian karena membutuhkan air banyak," kata Liadi, warga Perumnas Singkil Utara kepada Serambi (Tribunnews.com Network), Jumat (28/2/2014).

Menurutnya, agar lebih murah semestinya warga bisa membeli air melalui mobil tangki seharga Rp 350 ribu per tangki. Tetapi warga tak memiliki bak penampungan besar, sehingga terpaksa membeli per galon melalui perusahaan air isi ulang.

"Kalau lagi ramai-ramai biasanya membeli per tanki, tetapi kadang butuhnya tak bersamaan sehingga sisanya tidak tahu harus ditampung di mana. Pernah dimasukkan ke sumur kering, besoknya air sudah habis menyerap," ujar Liadi.

Menurut warga, kekeringan kali ini merupakan terparah sejak lima tahun terakhir dan hampir terjadi di seluruh Singkil. Beberapa sumur dulu tetap berair, pada musim kemarau tahun ini ikut kering.

"Sudah lima tahun kami tinggal di Aceh Singkil baru kali ini sumur kering. Tadinya kalau sumur tetangga kering, punya kami tetap berair," kata Wati, warga yang tinggal di Gosong Telaga. (c39)



March 01, 2014 at 09:21AM

Leave a Reply