TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia Andrinof Chaniago tidak melihat makna politik blusukan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai bentuk persiapannya ketika duduk sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo (Jokowi).

Ia juga mengatakan tidak terlihat adanya maksud politik dari Ahok untuk meningkatkan citra, karena selama ini dia terkesan di belakang meja.

"Menurut saya, memang seharusnya sekali dalam seminggu Wagub Ahok ikut blusukan," ungkap dia kepada Tribunnews.com, Sabtu (1/3/2014).

Sambung Andrinof, walaupun ada pembagian kerja antara Jokowi yang banyak di lapangan dan Ahok yang mengurus urusan di dalam, perlu juga Wagub ke lapangan sekali dalam seminggu. Pasalnya, menurut Andrinof, fakta lapangan memiliki aura yang memperkuat pembuatan kebijakan tepat sasaran.

"Panduan teoritik, logis dan konseptual dari peraturan dan literatur tentu tetap penting. Tetapi, setiap perumusan kebijakan memerlukan sumber referensi yang cukup. Antara lain, termasuk referensi penglihatan lapangan," jelasnya.