Manuver Politik Priyo Harus Diwaspadai ARB

Manuver Politik Priyo Harus Diwaspadai ARB
TRIBUN SUMSEL/M AWALUDDIN FAJRI
Ketua umum partai Golkar Abu Rizal Bakrie saat melakukan orasi pada kampanye akbar partai Golkar di gedung Palembang Sport Convention Center (PSCC) Palembang, Kamis (20/3/2014). Kampanye akbar partai Golkar ini dihadiri oleh ketua Umum DPP Tingkat 1 partai Golkar Provinsi Sumsel H Alex Noerdin dan ratusan kader partai Golkar (TRIBUNSUMSEL/M.A.FAJRI) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) harus mewaspadai manuver politik kader internal. Sebab, kader-kader internal Golkar mulai memperlihatkan elektabilitas yang tinggi sebagai calon presiden.

Direktur eksekutif Puskaphdem, Arief Hidayat mengatakan bila hingga selesai pemilu legislatif, elektabilitas ARB dibawah Partai Golkar maka terbuka peluang untuk melakukan evaluasi pencalonan presiden tersebut.

Dalam survei hasil survei Pusat Kajian Pancasila, Hukum dan Demokrasi (PUSKAPHDEM) Universitas Negeri Semarang mencuat dua nama kader internal Golkar yang siap menyalip ARB sebagai Capres. Keduanya adalah Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso dan Mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla.

"Ada ancaman dari elit untuk melakukan evaluasi terhadap pencapresan Ical. Aspek Historisnya 2009 Golkar gagal dengan Capresnya. Isu terakhir soal Zalianty effect bisa jadi alasan," kata Arief di Hotel Grand Melia, Jakarta Selatan, Senin (31/3/2014).

Menurut Arief, naiknya elektabilitas Priyo Budi Santoso dan Jusuf Kalla sebagai calon presiden disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya manuver politik keduanya yang intensif menjelang Pileg 2014 sehingga keduanya selalu menghiasi beberapa media massa.

"Priyo Budi mencuat karena akrobatik dan manuver politiknya selama ini. Dia bisa menggunakan momentum jabatannya sebagai Wakil Ketua DPR," imbuhnya.

Arief mengungkapkan adanya momentum yang membuat Priyo dikenal publik yakni saat Wakil Ketua DPR itu bertemu dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Selain itu, Priyo juga memanfaatkan posisinya dengan bertemu dengan salah satu peserta konvensi Capres Partai Demokrat Dino Patti Djalal di Gedung DPR. Dua momentum itulah yang dinilai sebagai batu loncatan Priyo untuk menaikan elektabilitasnya sebagai seorang pemimpin nasional.

"Citra Ical terhadap Zalianty effect itu cukup negatif tapi kader lain mendapatkan berkah atau pulung seperti Priyo Budi Santoso, JK, Akbar. Meski Ical populer di publik tapi dia harus tetap hati," tuturnya.

Bila Partai Berlambang Pohon Beringin itu melakukan evaluasi, kata Arief, bukan tidak mungkin dua nama itu akan menjadi alternatif Capres Golkar.

Sebelumnya, hasil survei PUSKAPHDEM terkait elektabilitas tokoh Golkar menyebutkan, Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso diposisi pertama dengan perolehan 18, 44 persen. Diposisi kedua ada nama Mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla (17,33 persen), Ketua Umum Golkar ARB (16,42 persen), Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung (11,74 persen), Waketum Golkar Agung Laksono (3,94 persen), dan Ketua DPP Golkar Ade Komarudin (1,1 persen).



March 31, 2014 at 04:32PM

Leave a Reply