Rotavirus Penyebab Muntaber, Percepat Diabetes Type 1 pada Anak

Rotavirus atau virus yang kerap memicu kasus muntaber pada anak-anak ternyata dapat mempercepat terbentuknya diabetes tipe 1 pada anak-anak. Hal itu terjadi karena Rotavirus  mendorong sel-sel kekebalan tubuh ganas menyerang pankreas.

Kesimpulan ini diambil dari  penelitian baru yang dilakukan pada tikus yang dilakukan oleh pakar virus dari Universitas Melbourne, Profesor Barbara Coulson.

Temuan ini membantu menjelaskan hubungan antara kekebalan otomatis (autoimmunity) terhadap diabetes tipe 1 pada anak-anak yang secara genetik memiliki kecenderung pada kondisi tersebut.

Rotavirus merupakan penyebab utama diare pada anak-anak yang, jika tidak diobati, dapat menyebabkan dehidrasi, dirawat di rumah sakit atau bahkan kematian.

Coulson dan rekan sebelumnya telah menemukan bahwa anak-anak yang cenderung mengembangkan auto imunitas diabetes tipe 1 melakukannya lebih cepat ketika mereka terinfeksi oleh rotavirus.

Sementara satu teori adalah bahwa protein rotavirus meniru mereka pada permukaan sel yang memproduksi insulin, telah diberhentikan sebagai mekanisme yang tidak memadai untuk menjelaskan keterkaitan itu.

Sekarang, dalam jurnal PLoS Patogen, Coulson dan rekan melaporkan apa yang disebutnya sebagai skenario yang lebih mungkin.

Aktivasi pengamat

Coulson mengatakan di dalam riset yang dilakukannya, ketika tikus di laboratorium yang cenderung mengembangkan diabetes terinfeksi rotavirus dari monyet, tikus percobaan itu mengembangkan gejala-gejala diabetes empat minggu lebih awal dibandingkan tikus yang tidak terinfeksi Rotavirus.

Dalam sebuah percobaan yang kompleks, ia dan rekan juga menemukan bahwa ketika sistem kekebalan tubuh tikus bertemu dengan rotavirus ada dua hal yang terjadi.
 
Pertama, ada aktivasi sel imun yang diarahkan secara khusus terhadap rotavirus, tapi kemudian aktivasi ini tumpah ke sel-sel kekebalan lain di dekatnya, yang dijuluki "pengamat".

Dia mengatakan aktivasi “pengamat " seperti itu adalah bagian normal ketika terjadi infeksi rotavirus, tetapi dalam kasus tikus percobaan dalam risetnya ada sel-sel ganas yang juga bisa diaktifkan sebagai pengamat dan gilirannya ini terjadi pada sel yang memproduksi insulin.

Temuan sekarang harus direplikasi dalam studi dengan jaringan manusia, kata Coulson.

Rotavirus bukan penyebab diabetes

Meski demikian Coulson mengatakan temuan dalam riset ini tidak menyimpulkan kalau rotavirus dapat menyebabkan diabetes tipe 1. Namun Rotavirus berpotensi mendorong timbulnya diabetes karena sudah ada faktor lain yang lebih dulu memicunya.

"Dalam model tikus percobaan, untuk mempercepat diabetes kita harus menyuntikan vorus ke tikus setelah tikus-tikus itu sudah lebih dulu ada dalam proses menuju mendapatkan diabetes,” paparnya.

"Jika kita memberikannya kepada tikus sebelum mereka berada di proses untuk diabetes, mungkin kita tidak akan melihat efek apapun."
 
Sayangnya, kata Coulson, untuk menghindari rotavirus bukanlah pilihan yang praktis bagi anak-anak.

Dalam studinya terhadap anak-anak di Melbourne, Coulson menemukan hampir semua anak-anak yang ditelitinya pernah terinfeksi rotavirus pada usia tiga tahun.

"Rotavirus itu sama saja seperti flu biasa,” katanya.

Coulson mengatakan vaksinasi untuk mencegah infeksi rotavirus akan memiliki efek besar pada rawat inap karena rotavirus dan juga mungkin memiliki potensi untuk mengurangi risiko diabetes.

Dia juga mengatakan vaksin "sangat tidak mungkin" dapat  memicu aktivasi pengamat itu sendiri karena vaksin didasarkan pada virus lemah yang nyaris hanya tiruan dan tidak akan memberikan cukup sinyal untuk sistem kekebalan tubuh.
 
"Hasil penelitian kami pada tikus menunjukkan bahwa Anda harus memiliki sejumlah besar replikasi virus dalam tikus yang digunakan untuk mendapatkan modulasi diabetes," kata Coulson.

"Jadi jika Anda mengurangi replikasi yang terjadi pada anak-anak itu akan menjadi alasan bahwa kemungkinan vaksin mungkin akan mengalami efek pada diabetes juga."



March 31, 2014 at 04:30PM

Leave a Reply