Tingkat Golput Tinggi, Pemilu Bisa Ricuh

Tingkat Golput Tinggi, Pemilu Bisa Ricuh
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie memberikan pengarahan kepada staf Komisi Pemilihan Umum (KPU), di gedung KPU, Jakarta Pusat, Kamis (27/3/2014). Pengarahan yang diberikan terkait persiapan penyelenggaraan pemilu legislatif 9 April mendatang. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie, mengaku khawatir pemilihan umum (Pemilu) 2014 ini akan berlangsung ricuh. Sebab banyak isu di masyarakat berkembang ke arah itu.

Dalam pidatonya di Tabligh Akbar, Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (30/3/2014), Jimly berharap masyarakat tidak terbawa isu tersebut.

"Dikatakan bahwa TNI akan melakukan kudeta konstitusional, tidak ada itu kudeta konstitusional," katanya.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) khawatir jika masyarakat terbawa isu tersebut, nasib Indonesia akan sama seperti Mesir dan Thailand, yang rusuh dan akhirnya mengandalkan militer dalam perpolitikan.

"Masyarakat jangan terbawa isu itu, kita harus membuat semuanya lancar," ujarnya.

Untuk mengantisipasi kericuhan itu, kata dia, tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum (Pemilu). Sayangnya tingkat golput dari pemilu ke pemilu makin meninggat. Baru pada pemilihan 2009 tingkat Golput menurun.

"Jangan sampai pemilu tahun ini semakin turun."

Jimly juga menyebutkan, bila masyarakat golput, suara tersebut akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Kondisi demikian tentunya akan berdampak buruk bagi kehidupan bangsa ke depan. Karena itu, ia berharap masyarakat bisa menggunakan hak pilih mereka.



March 30, 2014 at 05:25PM

Leave a Reply