Meski Sekolah Teknik, Ardistia Dwiasri Bangga Jadi Desainer

Meski Sekolah Teknik, Ardistia Dwiasri Bangga Jadi Desainer
Tribunnews.com/Jeprima
Model memeragakan busana rancangan Ardistia New York pada Indonesia Fashion Week (IFW) 2013 di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (16/2/2013). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daniel Ngantung

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memiliki latar belakang pendidikan teknik rupanya membawa keuntungan tersendiri bagi karier Ardistia Dwiasri sebagai desainer busana.

Ia pun merasa tidak sia-sia pernah mengenyam ilmu teknik sampai bergelar S2 sebelum akhirnya belajar mendesain di sebuah sekolah mode ternama.

"Banyak orang bilang, background saya di dunia teknik membuat tarikan gambar rancangan saya berbeda," ujar Disti, begitu ia akrab disapa, saat ditemui Tribunnews.com usai jumpa pers peluncuran koleksi kapsul Senayan City, Jumat (31/10/2014).

Detailing pada siluet yang cenderung arsitektural menjadi ciri khas desain perancang yang memulai bisnisnya di New York dengan meluncurkan label Ardisitia New York 2007 silam.

Di samping desain, pelajaran problem solving dan analysis thinking yang didapatnya saat belajar ilmu teknik turut membantu Disti dalam menjalankan bisnis mode.

"Itu juga melatih saya dalam mengorganisir segala strategi bisnis saya," katanya.

Ia pun merasa waktunya tidak terbuang sia-sia meski impiannya menjadi seorang desainer baru tercapai setelah hampir enam tahun ia habiskan dulu untuk belajar teknik.

Desainer kelahiran 35 tahun lalu itu mengenang, bakat menggambarnya sudah ia tunjukkan sejak kecil. Disti kecil kerap meminta sang ibu membelikannya buku gambar. Coretannya paling sering berbentuk seorang perempuan lengkap dengan busana.

Kegemarannya itu masih berlanjut saat ia mengenyam pendidikan ilmu teknik dan manufaktur di Northeastern University Boston.

"Saking senangnya, sampai-sampai halaman buku pelajaran aku pakai untuk menggambar," kata Disti yang pernah magang untuk desainer kondang Diane von Furstenberg itu.

Teman kuliahnya yang didominasi pria sampai terheran-heran. Mereka berpikir Disti salah jurusan. Seharusnya ia berada di sekolah mode, bukan teknik.

Setelah mengantongi gelar S2 di bidang teknik dari Northeastern University Boston, Disti akhirnya memberanikan diri mengejar cita-citanya sebagai desainer dengan mendaftar di Parsons The New School for Design New York.

"Saran saya, lakukanlah apapun yang kamu cintai karena cinta tidak akan padam. Jadi saat masalah datang, kamu tetap bisa melaluinya tanpa bersungut-sungut. Pasti selalu ada jalan keluar," katanya.



November 01, 2014 at 08:46AM

Leave a Reply