NTT Cukupi Kebutuhan Daging Warga DKI Jakarta

NTT Cukupi Kebutuhan Daging Warga DKI Jakarta
KOMPAS.COM/FABIAN JANUARIUS KUWADO
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo disambut antusias oleh pedagang dan masyarakat di Pasar Tradisional Oeba, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (28/4/2014). 

NTT Bisa Atasi Kebutuhan Daging Warga DKI Jakarta

Laporan Wartawan Pos Kupang, Muchlis Alawy

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG--Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), optimistis NTT bisa mengatasi kebutuhan daging sapi warga Jakarta. Pasalnya, lahan yang ada di NTT memiliki potensi besar untuk pengembangan ternak sapi.

"Ada potensi besar di bidang peternakan. Ada padang rumput dan ada lahan yang dapat   dipakai untu peternakan rakyat, peternakan inti plasma dan industri peternakan," ujar Gubernur Jokowi usai bertatap muka dengan pimpinan satuan kerja perangkat daerah lingkup Pemprop NTT, tokoh agama, tokoh masyarakat di Grand Mutiara Kupang, Selasa (29/4/2014).

Untuk itu, mantan Walikota Solo itu menginginkan kerja sama yang ditandatangani segera dikonkretkan dalam  kerja nyata. Pasalnya, penduduk DKI Jakarta sekitar 28 juta sehari membutuhkan 150 ton daging sapi atau berkisar 1.500 ekor sapi per hari.

Ia menjelaskan, untuk pemenuhan kebutuhan daging bisa impor dari luar negeri. Tetapi kalau dilakukan, maka produksi daging di NTT bisa bermasalah.

"Setelah ketemu Gubernur Frans, saya katakan daripada impor lebih baik kita kerja sama karena saya melihat potensi di NTT sangat memungkinkan. Saya mengharapkan kerja sama ini jangan hanya antara BUMD saja. Dengan demikian semua pihak dapat merasakan manfaat semuanya," kata Jokowi.

Jokowi mengharapkan suplai daging ke Jakarta tak lagi dari luar negeri. Ia membayangkan suplai daging sapi ke Jakarta itu semua berasal dari NTT. "Jangan hanya Jakarta saja, tetapi suplai daging nasional harus berasal dari NTT," ujarnya.

Ia menyaksikan dari pagi sampai siang hari, potensi kemampuan keuangan ada semuanya di NTT. Untuk itu, lanjutnya, mengapa harus menengok-nengok sapi atau daging sapi yang didatangkan dari luar negeri. "Kenapa sih kita senang mengimpor," kata Jokowi.

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya menyatakan menyanggupi menyuplai daging sapi ke Jakarta. Kendati demikian, tidak hanya NTT saja yang memasok daging ke Jakarta. Ada daerah lain yang sudah memasok daging ke Jakarta selama ini. 

"Salah satu penyuplai daging sapi ke Jakarta berasal dari Propinsi Lampung. Hanya saja bibit sapi dari Lampung rata-rata impor,"kata Frans.

Sementara bibit-bibit sapi dari NTT berasal dari lokal. Apalagi kualitas daging itu juga ditentukan kualitas bibit sapinya. "Kalau bibit sapinya baik maka kualitasnya pun akan baik pula," ujarnya.

Untuk potensi yang menjadi jualan ke DKI Jakarta, Gubernur Frans memilih dalam bentuk daging yang dibekukan. Pasalnya, dulu pernah ada pabrik pengalengan daging di sini.

"Dan saya memiliki cita-cita pabrik pengalengan daging sapi itu akan dibangun kembali," kata Frans.

Usai penandatangani nota kerja sama pengembangan ternak sapi, Gubernur Frans menyatakan, sekian puluh juta warga DKI Jakarta memerlukan pasokan daging sapi dari NTT.

"Di Jakarta setiap hari orang bisa makan daging. Di sini makan daging kalau ada pesta. Kebutuhan daging di Jakarta sekitar 60 persen dari kebutuhan nasional," kata  Frans.

Lewat kerja sama ini, kata Frans, kedua belah pihak mendapatkan manfaat banyak. Soal pilihan kerjasamanya nanti dalam bentuk bibit, sapi atau daging nanti akan dibicarakan secara teknisnya.

Menurut dia, kesepakatan itu terkait dengan penggemukan, pembibitan, pengembangan manajemen peternakan yang dilakukan selama 12 bulan.



April 29, 2014 at 10:38PM

Leave a Reply