Kisah BNN Menjemput Terpidana Mati Narkoba

Kisah BNN Menjemput Terpidana Mati Narkoba
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Pintu masuk Wijaya Pura, Nusakambangan, Kamis (29/1/2015). Wijaya Pura, merupakan satu-satunya pintu masuk ke Pulau Nusakambangan, tempat terdapatnya LP dengan penjagaan super ketat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Narkotika Nasional berhasil mengungkap jaringan perdagangan narkoba yang dikendalikan dari dalam penjara. Tidak tanggung-tanggung, narkoba jenis sabu tersebut dikendalikan dari dalam penjara super ketat yaitu LP Pasir Putih Nusakambangan oleh orang yang sudah divonis mati dalam kasus yang sama.

Terbongkarnya sindikat tersebut berawal dari penangkapan perempuan bernama Dewi di pelataran parkir salah satu hotel di Gunung Sahari, Jakarta, Senin (26/1/2015) lalu.

Penangkapan itu dilakukan setelah si perempuan menerima paketan sabu dari salah seorang kurir di Halte Kemayoran, Jakarta sebanyak 1,794 kilogram. Aparat BNN kemudian menggeledah kontrakan Dewi yang lokasinya tidak jauh dari tempat transaksi.

Di tempat tersebut ditemukan 5,82 kg sabu yang sudah dibagi ke dalam 56 plastik kecil.

"Ditemukan di dalam kardus dan tas kain dengan masing-masing plastik beratnya 1 ons," ujar Kasubdit Interdiksi Bandara dan Pelabuhan BNN, Kombes Pol Suwanto di Kantornya, Rabu (28/1/2015) pagi.

Setelah itu menurut Suwanto aparat BNN melakukan pendalaman dengan menelusuri orang-orang yang diduga terkait dengan sabu tersebut. Setelah dilacak ternyata kekasih Dewi, yaitu Andi dan WNA berkebangsaan Nigeria Silvester Obiekwe alias Mustofa, yang keduanya berada di LP Pasir Putih Nusakambangan menjadi bagian dari keberadaan sabu itu. Mustofa merupakan pemain lama dalam bisnis narkoba di Indonesia dan sudah divonis hukuman mati.

Petugas BNN kemudian menyuruh Dewi menelepon Andi dan Mustofa. Percakapan dibuat seolah-olah transaksi berjalan lancar dan Dewi tidak tertangkap BNN. Dari percakapan tersebut diketahui lah siapa otaknya.

Halaman1234


January 31, 2015 at 08:20AM

Leave a Reply