Pengamat Politik Beberkan Empat Tantangan Presiden Jokowi

Pengamat Politik Beberkan Empat Tantangan Presiden Jokowi
Tribunnews/HO/Setpres/Cahyo Bruri Sasmito
Presiden Joko Widodo (kiri) bersalaman dengan Presiden ke-3 RI, BJ Habibie saat menerima kedatangannya di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (29/1/2015). Habibie bertemu dengan Jokowi untuk bersilaturahmi dan berdiskusi tentang sejumlah permasalahan bangsa. Tribunnews/HO/Setpres/Cahyo Bruri Sasmito) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat Politik IPI Karyono Wibowo mengatakan terlalu pagi untuk memberikan nilai keberhasilan di 100 hari pemerintahan Jokowi-JK. Karena 100 hari pemerintahan, kata Dia, baru sebuah tahap perancangan.

"100 hari itu adalah waktu untuk melakukan kondolidasi dan merancang kebijakan," kata Karyono, Minggu (1/2/2015).

Lebih lanjut, Karyono menjelaskan empat tantangan Presiden Jokowi yang harus dihadapi. Tantangan pertama, adalah Partai pendukung Jokowi-JK minoritas di parlemen, sehingga pemerintahan susah jalan tanpa parlemen.

"Sampai saat ini Jokowi menjadi bulan-bulanan di DPR, ini akan menghambat jalan pemerintahan. Kompromi KIH-KMP terkadang tidak sesuai dengan harapan Presiden. Saat ini energi Jokowi habis di parlemen," ujarnya.

Kedua, kata Karyono adalah Jokowi-JK dihadapkan dengan keterbatasan Fiskal. Menurut pemerintah, tidak ada cara lain kecuali menaikkan harga BBM.
Tantangan Ketiga, Jokowi dihadapkan kepada kepentingan partai politik yang krusial dan faktanya Jokowi saat ini tersandera.

"Ada sejumlah tokoh yang tidak loyal ke Presiden, tetapi loyal ke patronnya. Dalam kabinet kerja, tidak terbangun sinergitas karena ada kepentingan-kepentingan," ujarnya.

Tantangan terakhir, tegas Karyono, Jokowi menghadapi kekuatan oposisi. Terlihat diam, tapi bermain di belakang. Seperti api dalam sekam dan pedang bermata dua.

"Seolah-olah mendukung Presiden, padahal membuat jebakan batman," ujarnya.

Karyono lantas memberikan ramuan untuk menghadapinya. Menurutnya, solusinya yakni sistem Presidensial harus diperkuat. Dan Jokowi harus membangun politik penyeimbang (kekuatan relawan). Akan tetapi, kata Karyono, terlihat ada kekuatan besar yang berusaha menjauhkan Jokowi dan para relawan.

"Jokowi harus membangun kekuatan TNI, dengan catatan jangan seperti era orde baru. Harus ada batasan, TNI hanya mem-back up ketika Jokowi dalam keadaan terjepit," imbuhnya.



February 01, 2015 at 10:36AM

Leave a Reply