Problem Kepulauan Seribu, Antara Komoditas Wisata, Maraknya Pendatang, Sempitnya Lahan

Problem Kepulauan Seribu, Antara Komoditas Wisata, Maraknya Pendatang, Sempitnya Lahan
Kompas/ Priyombodo
Para wisatawan antusias ber-snorkeling di Gusung Pulau Perak, Kelurahan Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu, Sabtu (24/1/2015). Snorkeling, susur pulau, dan menikmati keindahan matahari terbenam merupakan paket wisata yang dinikmati wisatawan yang berkunjung ke pulau ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Pulau-pulau wisata di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kepulauan Seribu, kian sesak karena pertumbuhan penduduk yang cepat dan maraknya pembangunan. Pulau Kelapa, misalnya, memiliki tingkat kepadatan penduduk mencapai 453 jiwa per hektar.

Berdasarkan data Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Pulau seluas 13,09 hektar itu dihuni 5.894 jiwa pada 2013 atau menjadi pulau terpadat di wilayah utara Kepulauan Seribu. Terpantau pada Minggu (25/1/2015), rumah-rumah penduduk di Pulau Kelapa berimpitan dengan jalan-jalan sempit selebar 2 meter dan hanya cukup dilewati dua sepeda motor.

Selain padat dan sumpek, pulau ini juga minim ruang publik. Meski demikian, pertumbuhan penduduk membuat warga terus mendirikan tempat tinggal. Alhasil, sebagian warga terpaksa membangun rumah di atas lahan reklamasi karena kehabisan lahan.

Budiman (52), salah satu warga Pulau Kelapa, misalnya, terpaksa membangun rumah di tepi laut yang diuruk dengan tanah bercampur batu. ”Itu saja saya bangun rumah sudah 20 tahun lalu (tahun 1995). Sekarang sudah banyak rumah lain yang mengelilingi rumah saya,” kata lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai pengayuh becak ini.

Tak punya pilihan

Budiman yang tinggal di rumah berdinding kayu dan beratap seng ini mengaku tidak mempunyai pilihan lain untuk membangun tempat tinggal di atas lahan reklamasi karena kehabisan tanah di tengah pulau. ”Kalaupun ada, harganya sudah mahal,” ujar Budiman, yang berpenghasilan rata-rata Rp 50.000 per hari.

Menurut dia, daratan Pulau Kelapa saat ini menjorok ke laut sekitar 200 meter dibandingkan 20 tahun lalu. Pendatang atau warga yang ingin membangun tempat tinggal kemungkinan akan terus memperluas areal lahan reklamasi.

Halaman12


January 29, 2015 at 07:38AM

Leave a Reply